Air adalah komponen terbesar di dalam tubuh manusia. Kandungannya bervariasi sesuai usia, misalnya pada bayi terdapat 80 persen air, pada orang dewasa sebesar 60 persen dan pada usia lanjut atau di atas 65 tahun sebesar 50 persen.
"Air juga merupakan zat gizi penting bagi kesehatan tubuh karena berperan sebagai pelarut, katalisator, pelumas, pengatur suhu tubuh serta penyedia mineral dan elektrolit," ujar Prof Dr Hardiansyah, MS dalam acara KPPIK (Kursus Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran) FKUI di Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (20/3/2010).
Prof Hardiansyah menambahkan kekurangan air 1 persen dari berat badan disebut dengan dehidrasi. Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit tubuh yang ditandai dengan pusing, lelah, penurunan kemampuan fisik dan kognitif serta gangguan kesehatan.
Sedangkan dehidrasi pada tingkat penurunan 2 persen cairan tubuh yang terjadi karena cuaca panas dan olahraga dapat menurunkan konsentrasi, daya ingat sesaat (short-term memory) dan daya tangkap visual bergerak (visual motor tracking).
"Minum air yang cukup dan aman akan mengoptimalkan kesehatan berbagai organ tubuh sehingga dapat menghasilkan urine sebanyak 2 liter sehari yang terbukti mencegah batu ginjal,” ungkap ketua umum Pergizi Pangan Indonesia.
Berdasarkan kajian epidemiologi menunjukkan bahwa tubuh membuang air paling tidak 2 liter. Untuk itu setiap orang dewasa harus mengonsumsi air minum 2-3 liter sehari tergantung suhu dan aktivitas fisik.
Minum soft drink, bir dan jus apel meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal, sedangkan minum air putih, air jeruk nipis, teh dan kopi menurunkan risiko batu ginjal.
"Selain itu minum air yang cukup dan aman tanpa disertai dengan menahan kencing juga turut menurunkan risiko infeksi kandung kemih," tambahnya.
Sebuah penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh THRIST (The Indonesian Regional Hydration Study) terhadap status hidrasi pada remaja dan dewasa di dua wilayah ekologis berbeda menunjukkan hasil sebanyak 46,1 persen subyek remaja dan dewasa mengalami dehidrasi.
Didapatkan dehidrasi lebih banyak terjadi pada kelompok usia remaja (15-18 tahun) yaitu sebesar 49,5 persen dibandingkan dengan kelompok usia dewasa (25-55 tahun) yang hanya sekitar 42,5 persen.
"Hasil ini mengungkapkan salah satu penyebab timbulnya masalah dehidrasi adalah rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai air minum termasuk fungsi air, tanda-tanda dehidrasi serta akibat yang ditimbulkan oleh dehidrasi," ujar dokter dari Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB.
Sementara itu Dr dr Parlindungan Siregar, SpPD-KGH mengungkapkan dehidrasi sangat berkaitan dengan infeksi kandung kemih. Karena volume dan aliran air yang rendah akan meningkatkan pertumbuhan bakteri di saluran kemih atas maupun bawah.
"Karena itu jangan menahan dorongan berkemih dan mengonsumsi air yang banyak merupakan kombinasi yang baik untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih," ujar dokter dari divisi ginjal hipertensi FKUI.
Dr Parlindungan menambahkan untuk kelompok usia lanjut (di atas 65 tahun) sangat rentan terhadap asupan air yang tinggi, hal ini dikarenakan mudah terjadinya hiponatremia (kadar hatrium darah yang rendah). Karena itu masyarakat usia lanjut sebaiknya mengonsumsi air sebanyak 1,5 liter.
"Konsumsi air sebanyak 2-3 liter per hari serta tak lebih dari 1,5 liter untuk usia lanjut ditambah tidak menahan diri untuk berkemih sangat dianjurkan dalam mencegah terjadinya batu dan infeksi saluran kemih serta gangguan kesehatan lainnya," ungkap Dr Parlindungan.
Sumber: DetikHealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar