Jumat, 14 September 2012

ASKEP ANAK MORBILI

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN MORBILI (CAMPAK)

  1. PENGERTIAN
Morbili adalah penyakit virus akut, menular, yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium kataran, stadium erupsi dan stadium konvalensi. (Perawatan anak sakit, hal.351).
Morbili adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalensi(FKUI,2000). Nama lain penyakit ini adalah campak, meales, atau rubeola.

  1. ETIOLOGI
            Virus morbili berasal dari sekret saluran pernafasan, darah urin dari orang yang tereinfeksi. Penyebaran infeksi melalui kontak langsung dengan dorplet dari orang yang  terinfeksi selama 10 – 20 hari, dimana periode yang sangat menular, ialah dari hari pertama hingga hari ke-4 setelah timbulnya rash (pada umunya pada stadium kataral).

  1. PATOFISIOLOGI
            Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous di proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar kapiler. Kelainan ini terdapat pada kulit, selaput lendir nasofaring bronkus dan konjungtiva.

  1. MANIFESTASI KLINIS
Penyakit ini terbagi dalam 3 stadium, yaitu :
1.      Stadium prodormal (katarallis).
Biasanya stadium ini berlangsung 4 – 5 hari disertai panas tubuh, malaise (lemah), batuk, fotopobia, konjungtivitis, koriza. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam timbul eritema (ruam pada selaput lendir), timbul bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi eritema. Kadang – kadang terdapat makula halus yang kemudian menghilang sebelum stadium erupsi. Secara klinis, gambaran penyakit menyerupai influensa dan sering didiagnosis sebagai influensa. Diagnosis perkiraan dapat dibuat bila ada bercak klopik dan pasien pernah kontak dengan pasien morbili dalam waktu 2 minggu terakhir.
2.      Stadium erupsi.
Koriza dan batuk- batuk bertambah, timbul eritema atau titik merah dipalatum durum dan palatum mole. Kadang- kadang terlihat pula bercak koplik. Biasanya disertai juga meningkatnya suhu tubuh. Diantara makula terdapat kulit yang normal. Mula- mula makula timbul di belakang telinga, dibagian atas lateral tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang pipi.
Dalam dua hari bercak- bercak menjalar kemuka, lenga atas, bagian dada, punggung, perut dan tungkai bawah. Kadang- kadang terdapat perdaraha ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak, ruam mencapai anggota bawah umumnya pada hari ketiga dan akan menghilang dengan urutan seperti terjadinya. Terdapat juga sedikit splenomegali serta sering pula disertai diare dan muntah. Variasi morbili yang biasa ini adalah : black measles yaitu ; morbili yang disertai perdarahan pada kulit, milut hidung dan traktus digestivus.
3.      Stadium konvalensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (Hiperpigmentasi) yang lama kelamaan akan menghilang sendiri. Selain itu ditemukan pula kulit bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili. Suhu menurun sampai menjadi normal, kecuali jika ada komplikasi. Selanjutnya diikuti gejala anoreksia, malaise, limfadenopati. (Ngastiyah, Perawatan anak sakit, 351).



  1. KOMPLIKASI

            Pada penyakit morbili terdapat resistensi umum yang menurun sehingga dapat terjadi uji tuberkulin yang semula positif berubah menjadi negatif. Sehingga memudahkan terjadinya komplikasi sekunder seperti otitis media akut, ensepalitis, bronkopneumonia.
            Bronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bagi yang masih muda, anak dengan malnutrisi energi protein (KKP), penyakit menahun, leukemia dll. Oleh karena itu pada keadaan tertentu perlu diadakan pencegahan. Komplikasi nerologis pada morbili dapat berupa hemiplegia, paraplegia, afasia, gangguan mental, encepalitis.

  1. DASAR PENGKAJIAN
Pengkajian dasar pada pasien dengan morbili bagaimana riwayat kperawatan yaitu mulai dari sejak lahir sampai sekarang, riwayat imunisasi yaitu sesuai dengan atau teratur tidak sesuai dengan jadwal imunisasi denga umur/ perkembangan umur, pernah tidak kontak langsung dengan orang yang terinfeksi khususnya morbili. Selain itu dapat dikaji tanda – tanda demam atau suhu tubuhnya, koriza, batuk lama Atau tidak, konjungtivitis, bercak koplik ada atau tidak, pakah ada eritema pada bagian belakang telinga dan leher, bagaimana kebutuhan nutrisinya sesuai dengan TKTP, bagaimana nafsu makannya, selain itu yang perlu diperhatikan keadaan dari anak itu sendiri kondisinya lemah, lesu atau nampak pucat.

  1. PENANGANAN
Pada anak berumur 15 bulan sangat dianjurkan untuk memberikan imunisasi akjtif yaitu dengan pemberian vaksin morbili live attenuated. Karena dipastikan anak sebelum umur 15 bulan belum dapat membentuk antibody secara baik karena masih ada antibody dari ibu. Bila terdapat alergi sebaiknya vaksin ditunda sampai dua minggu sesudah sembuh. Vaksin morbili tidak boleh diberikan pada anak dengan infeksi saluran  pernafasan yang akut atau infeksi lainnya yang disertai demam, anak dengan defisiensi imunologik dan anak dengan obat imunosupresif.

  1. KONSEP KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul sertam intervensinya adalah sebagai berikut :
1.      Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme virulen.
Tujuan : perluasan infeksi tidak terjadi.
Intervensi :
-          Tempatkan anak pada ruang khusus.
-          Pertahankan isolasi yang ketat dirumah sakit.
-          Gunakan prosedur perlindungan infeksi jika melakukan kontak dengan anak.
-          Mempertahankan istirahat selama periode prodormal (kataral).
-          Berikan antibiotik sesuai dengan indikasi.

2.      Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya rash.
Tujuan : anak dapat mempertahankan integritas kulit.
Intervensi :
-          pertahankan kuku anak tetap pendek.
-          Jelaskan pada anak untuk tidak menggaruk rash.
-          Mandikan pasien dengan menggunakan sabun dengan lembut untuk mencegah infeksi.
-          Berikan obat antipruritus topikal dan anestesi topikal.
-          Beirikan antihistamin sesuai order.

3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
Tujuan : anak menunjukan tanda- tanda terpenuhinya kebutuhan nutrisi.
Intervensi :
-          Kaji ketidakmampuan anak untuk makan.
-          Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutirisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi.
-          Anjurkan pada orang tua untuk memberikan makanan dengan porsi sedikit tapi sering.
-          Pertahankan kebersihan mulut anak.
-          Kolaborasi untuk pemberian nutrisi parenteral jika kebutuhan nutrisi melalui oral tidak mencukupi kebutuhan gizi anak.
-          Jelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuha penyakit.

4.      Gangguan aktivitas berhubungan dengan isolasi dari kelompok sebaya.
Tujuan : anak dapat melakukan aktivitas sesuai dengan usia dan tugas perkembangan selama menjalani isolasi dari teman sebaya atau anggota keluarga.   
Intervensi :
-          Berikan aktivitas ringan yang sesuai dengan usia anak.
-          Libatkan anak dalam mengatur jadwal harian dan memiliki aktivitas yang diinginkan.
-          Ijinkan anak untuk mengerjakan tugas sekolah selama di rumah sakit.
-          Anjurkan anak untuk berhubungan dengan teman jika mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar